Thursday 29 October 2015

Hina Matsuri

Di jepang terdapat banyak macam-macam matsuri. Salah satu yang akan dibahas pada topik kali ini adalah Hina Matsuri.

Hina Matsuri adalah suatu perayaan untuk memperingati “Girls ‘Day” pada tanggal 3 Maret. Pada hari itu, keluarga berdoa untuk kebahagiaan masa depan dan kesejahteraan anak perempuan mereka dengan menampilkan “hina-ningyo” dan bunga persik.

perayaan hinamatsuri di Jepang

Kebiasaan ini berawal pada periode Heian (794-1185). Banyak orang yang percaya bahwa boneka bisa berkorban demi pemiliknya. Hina Matsuri berasal dari kebiasaan Jepang,dimana jerami atau kertas boneka Hina ditempatkan dalam perahu yang dibawa menyusuri sungai ke laut (berharap bisa membuang nasib buruk).

Saat ini, banyak rumah yang menampilkan boneka Hina, menandakan bahwa pemilik rumah memiliki anak perempuan. Penyusunan boneka Hina berbeda berdasarkan wilayah, namun pada umumnya tersusun lima atau tujuh tingkat dan beralaskan karpet merah.

Boneka Hina mengenakan kimono periode Heian yang dilengkapi dengan aksesoris cantik. Pada posisi teratas, terdapat kaisar dan permaisuri yang ditempatkan dengan layar berlapis emas di belakang mereka. Di tingkat kedua terdapat dayang tiga (“san-nin Kanjo”) yang membawa sake. Di tingkat ketiga terdapat boneka hina lima musisi (“gonin-bayashi”). Ditingkat keempat terdapat dua menteri (“udaijin” dan “sadaijin”). Pada tingkat kelima, tiga pelayan yang berdiri sebagai pelindung kaisar dan permaisuri. Di tingkat keenam, tersimpan peti untuk menyimpan kimono, laci, cermin berdiri dan set teh untuk upacara. Posisi bagian terbawah, tepatnya pada lapisan ketujuh terdapat boneka Hina yang memegang kotak makanan divernis, tandu dan sebuah kereta yang ditarik sapi.

Para keluarga berpendapat bahwa memajang boneka Hina pada bulan Februari adalah hal yang lebih baik dan menyimpannya sesegera mungkin setelah festival usai karena diyakini bahwa meninggalkan boneka tetap terpajang setelah tanggal 4 Maret bisa menyebabkan anak-anak perempuan mereka terlambat menikah.

Pada festival ini, para keluarga memiliki kebiasaan memakan “chirashi-Zushi” (sushi yang disebar) dan “sakura-mochi” yaitu cemilan yang terbuat dari tepung beras, pasta kacang manis dan daun ceri asin. “Hina-arare,” adalah kerupuk beras berwarna yang dibumbui dengan gula. Ada pula minuman pendampingnya, yaitu “shirozake,” yang terbuat dari beras yang difermentasi.

Pada saat merayakan Matsuri Hina, para keluarga juga menyanyikan sebuah lagu yang terkenal, “Mari kita menyalakan lentera, mari kita mengatur bunga persik.”

Sumber : http://tensai-indonesia.com/perayaan-hina-matsuri-di-jepang/

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com